Kamis, 09 Juli 2009

TRAIN TO LISTEN TO GOD'S WORD

oleh: Pdt. Effendi Susanto, S.Th.
Nats: Titus 2:11-15, 3:8, Kolose 3:16
Minggu lalu saya sudah memperlihatkan bagaimana surat Titus memiliki keindahan dan mutiara yang penting ditulis oleh Paulus kepada Titus, seorang hamba Tuhan muda yang diutus untuk menggembalakan satu gereja Tuhan yang ada di wilayah Kreta. Wilayah itu adalah satu wilayah yang sangat sulit luar biasa. Kalau saudara mempelajari latar belakang Kreta, saudara akan menemukan ini adalah satu wilayah yang dianggap hina dan berbudaya sangat rendah sekali bagi orang-orang Romawi. Itu sebab muncul slogan ini, “Orang Kreta adalah pembohong, pemalas dan berotak kosong.” Tidak ada aspek yang baik dari orang Kreta. Kepada orang Kristen yang tinggal di situ, Paulus menekankan: Engkau adalah orang Kristen, walaupun engkau adalah orang Kreta, jangan menjalani hidup yang akhirnya membuktikan slogan itu benar. Engkau harus menjadi orang Kristen yang mengalami transformasi dan perubahan. Pertama, jangan hidup dengan stereotype seperti ini. Jangan buktikan bahwa stereotype ini menjadi benar di dalam hidupmu. Maka, kata Paulus, stop dan berhenti mendengarkan suara-suara negatif seperti ini di dalam hidupmu. Orang bisa menuduh saudara tidak bisa berubah, sudah dari sananya begitu, tetapi jangan dengarkan apa kata mereka.
Yang kedua, Paulus kemudian membicarakan hal yang lebih penting dan lebih dalam. Ada kuasa perubahan yang sudah tinggal dan diam di dalam hidupmu. Kuasa itu tidak akan tinggal diam. Dia pasti akan mendatangkan kuasa transformasi, itulah yang merubah hidup kita dari orang yang tadinya tidak percaya menjadi orang percaya. Dulu kami juga seperti itu, kata Paulus, tetapi karena kasih karunia keselamatan Kristus yang sudah menebus kita, kita adalah manusia baru. Engkau memang orang Kreta, tetapi engkau adalah manusia baru di dalam Allah. Ada kuasa transformasi yang terjadi padamu.
Yang ketiga, kuasa transformasi itu bekerja melalui beberapa hal ini. Tit. 2:12-13 memperlihatkan Tuhan mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan itu. Tidak dikatakan, “mari kita meninggalkan…” tetapi Tuhan mendidik dan mendisiplin kita sehingga tindakan dan sikap kita melawan segala pencobaan, meninggalkan hal-hal yang tidak baik, hal-hal yang bisa mengganggu dan mengganjal pertumbuhan rohani kita membutuhkan means of grace yang penting sekali yaitu disiplin di dalam pertumbuhan rohani. Pada waktu kita bicara mengenai training, mengenai pendidikan, maka itu tidak akan terjadi seketika saja.
Hai orang Kreta, engkau sudah menjadi orang Kristen, engkau bisa berubah. Kepada jemaat yang tinggal di sana, Paulus mendorong mereka untuk hidup di dalam self control, belajar menjadi orang Kristen yang berbuat baik, dsb. Tetapi saya ingin mengajak saudara melihat kepada satu sisi yang lain, di mana Paulus mengutus Titus. Banyak penafsir mengatakan Paulus adalah seorang yang luar biasa dalam hal ini. Dia mengutus Timotius ke Efesus tetapi dia mengutus Titus ke Kreta. Kalau ini di balik mungkin akan timbul banyak kesulitan, karena Timotius agak sedikit lebih timid, lebih pemalu, lebih sopan dan sedikit sungkanan. Tetapi Titus mungkin sedikit lebih bold, lebih tegas dan lebih berani. Maka Paulus mengutus Titus ke Kreta karena jemaat ini membutuhkan pemimpin yang tegas dan bisa membawa mereka kepada perubahan.
Namun dari sisi Titus yang diutus masuk ke satu wilayah yang berkondisi seperti itu betapa sulit dia rasakan. Saudara dan saya akan setuju, kita mau berubah, kita mau hidup kita mengalami transformasi, tetapi kadang-kadang terasa lambat dan kita tidak melihat hasilnya sehingga menyebabkan kita menjadi kendor dan kita menjadi kecewa terhadap diri kita sendiri. Nampaknya kondisi seperti itu dialami oleh Titus dan juga oleh Timotius. Dalam suratnya kepada Titus, Paulus berkali-kali menasehati dia, “Titus, beritakanlah… katakanlah terus, jangan putus asa, jangan takut, jangan kecewa, jangan melihat nampaknya seolah-olah apa yang kukatakan tidak memberikan efek perubahan kepada mereka.” Tit.1:9 Paulus bilang, pegang baik-baik perkataan dan ajaran yang benar dan nasehati mereka dengan ajaran itu. Kemudian diulang oleh Paulus di pasal 2:1, beritakan ajaran yang sehat dan benar. Dan 2:15, beritakan semua ini, nasehati dengan segala kewibawaan. Dan sekali lagi Paulus ulang di pasal 3:8 preach the Gospel. Buat mereka mengerti dengan sungguh.
Kenapa Paulus berulang-ulang mengatakan kalimat ini? Dari sisi Titus sendiri, mungkin Titus merasa tidak ada faedahnya mengajar, mendidik dan meminta jemaat Kreta untuk berubah karena perubahan itu belum kelihatan. Mungkin ada perasaan kecewa padanya. Maka di pasal 3:8 Paulus memberikan nasehat kepada Titus, mungkin engkau takut, kecewa dan putus asa, tetapi apa yang kukatakan ini adalah hal yang benar. Maka yakinkan dan kuatkan dirimu. Beritakan saja, maka engkau akan melihat perubahan itu akan terjadi pada diri mereka. Firman ini adalah kebenaran yang berguna bagi mereka. Kenapa Paulus sampai menekankan kalimat ini? Berarti dengan kata lain, Titus merasa berada di tengah-tengah orang Kristen di Kreta, influence dan pengaruh kehidupan orang Kreta terlalu besar sehingga orang-orang Kristen di situ tidak mengalami transformasi dan perubahan. Paulus bilang, firman ini adalah kebenaran dan profitable untuk mereka. Jangan pernah merasa sia-sia.
Bagi hamba Tuhan, kalimat Paulus ini sangat memberi berkat karena kadang-kadang kita bisa kecewa, kita bisa undur, kita merasa sudah berusaha dengan keras agar orang-orang yang kita layani, ataupun itu anak kita, ataupun mungkin diri kita sendiri kita ingin mengalami transformasi tetapi itu tidak terjadi, sehingga kita menjadi undur dan kecewa.
Ray Crock, pendiri dan pemilik perusahaan McDonalds mengatakan, “aku menemukan begitu banyak orang yang bertalenta tetapi orang yang bertalenta itu belum tentu sukses di dalam hidupnya. Aku menemukan begitu banyak orang yang berpendidikan tinggi tetapi pendidikan yang tinggi itu belum tentu membuatnya sukses. Apa yang membedakan orang yang sukses dan yang tidak sukses bukanlah talenta dan pendidikannya tetapi apakah dia memiliki persistence dan perseverance di dalam dirinya.” Ini adalah dua hal yang tidak pernah diajarkan di bangku sekolah, tetapi itu bisa terjadi di dalam pengalaman orang-orang sukses. Apa itu pengalaman? Pengalaman bukanlah sesuatu yang terjadi berulang-ulang di dalam hidup kita. Pengalaman menjadi satu pengalaman kalau sesudah sesuatu terjadi kita belajar darinya, itu baru namanya pengalaman. Persistent dan konsisten, itu dua hal yang perlu kita miliki untuk bisa berhasil memiliki perubahan di dalam hidup kita.
Paulus berulang kali mengingatkan Titus, pekerjaanmu sebagai hamba Tuhan di situ tidak lain dan tidak bukan adalah memberikan firman yang benar kepada mereka. Sampaikan dengan penuh wibawa, dengan kesungguhan, kuatkan dirimu sendiri karena kadang kala engkaupun bisa lemah. Tetapi jangan lupa, firman itu memiliki manfaat yang luar biasa. Melalui itu, memberikan perubahan kepadamu dan kepada mereka. Kepada Timotius, Pauluspun berkali-kali mengulangi nasehat seperti ini. Dalam 1 Timotius 1:5, 4:6, 4:11, 4:16, 6:2b; 2 Timotius 2:2, 2:15, 4:1-2 Paulus mengingatkan Timotius, kadang-kadang di dalam pelayananmu engkau bisa down, kecewa dan putus asa, melihat dirimu dan melihat orang yang kau layani tidak mengalami progres dan pertumbuhan, tetapi belajar persistent dan konsisten terus-menerus tekun mendengar, memberitakan dan mengajarkan firman Tuhan.
Hari ini saya akan menekankan bagaimana kuasa itu bekerja di dalam hidup kita. Hanya memiliki keinginan untuk berubah, tetapi tidak menggunakan seluruh instrumen yang mendatangkan perubahan, itu belum cukup membuat perubahan itu terjadi. Keinginan itu baik adanya, tetapi kita membutuhkan alat, tools, instrumen yang bisa membantu kita mewujudkan perubahan itu. Maka di dalam Reformed Theology kita mengenal istilah “Means of Grace.” Kita percaya keselamatan itu adalah anugerah Allah semata-mata dan tidak ada campur tangan pekerjaan kita, perbuatan baik kita, bukan itu yang membuat kita diselamatkan. Tetapi anugerah Allah disalurkan kepada manusia memerlukan “means of grace,” sarana-sarana yang membuat anugerah itu bisa tiba kepada kita. Maka di dalam Reformed Theology kita mengatakan keselamatan itu adalah anugerah Allah yang datang kepada kita melalui iman. Bukan iman itu yang menyelamatkan kita, tetapi iman itu adalah sarana anugerah Allah.
Seperti orang yang tenggelam yang menggapai minta pertolongan dan selamat ketika ada tangan terulur dari atas untuk menyelamatkan dia. Yang menyelamatkan dia keluar dari air adalah tangan yang terulur dari atas, bukan tangan yang menggapai dari bawah. Tetapi keselamatan bisa datang kepadanya membutuhkan tangan itu menggapai meraih tangan yang terulur tadi. Tetapi sampai di sini kita mesti hati-hati, karena banyak orang berpikir keselamatan itu berarti kerja sama antara tangan Tuhan yang terulur dan tangan saya yang menggapai. Itu adalah konsep yang keliru. Tangan saya tidak memiliki kekuatan apa-apa untuk menyelamatkanku. Tangan itu hanya menggapai keluar untuk menerima. Maka itu yang disebut sebagai “means of grace.” Ada orang mengatakan kalau memang Allah mau menyelamatkan, Allah bisa menolong saya keluar dari air, kalaupun saya tidak mau menggapaikan tangan saya? Kita akan mengatakan orang itu bodoh bukan main, bukan? Kita tidak akan menganggap remeh pertolongan Tuhan itu, dan sebaliknya kita akan berterima kasih karena Dia sudah menyelamatkan kita.
Maka hari ini kita akan belajar “means of grace” yang pertama menjadi sarana Tuhan mendatangkan transformasi dan perubahan di dalam hidup kita itu membutuhkan disiplin untuk terus mendengarkan suara kebenaran firman Tuhan. Tuhan Yesus pun berkali-kali mengatakan, “Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar..” Lagu yang kita nyanyikan juga mengingatkan kita dengan indah sekali, “Open my ears that I may hear voices of truth Thy sendest clear. And while the wave notes fall on my ear, everything falls will disappear.” Banyak kali kita mendengar ajaran-ajaran dan kalimat-kalimat yang tidak benar, lalu bagaimana kita bisa membuat apa yang tidak benar itu menghilang dari telinga kita? Listen to the truth of God’s word.
Berapa banyak orang Kristen sudah menjadi orang Kristen sekian lama, tetapi pada waktu disuruh membaca dan membuka Alkitab, kita tidak mengetahui dan mengerti ayat-ayat itu? Berapa banyak orang Kristen sudah begitu lama menjadi orang Kristen tetapi terus-menerus menjadi malnutrition, menjadi bayi-bayi Kristen yang tidak mengalami pertumbuhan? Kita mungkin tidak bisa mencegah tubuh fisik kita terus berkembang dan mengalami pertumbuhan, tetapi mungkin tanpa sadar kita sudah mencegah pertumbuhan spiritual dan rohani kita. Salah satunya adalah dengan menyumbat saluran means of grace datang kepada kita. Bukan anugerah Allah itu tidak cukup dalam hidupmu, tetapi mungkin saluran yang dipakai menjadi saluran yang tersumbat dan tidak bisa mengalirkan anugerah itu dengan deras. Buatlah firman Allah itu menjadi kaya di dalam hidupmu. Kenapa? Jawabannya simple sekali, karena saudara dan saya tidak tinggal di dalam dunia yang netral. Seorang hamba Tuhan mengatakan, “Our world is not only our playground, our world is also our battleground.” Kita tinggal di dalam dunia, kita mendengarkan banyak sekali suara-suara yang lain yang bisa menyesatkan kita. Bagaimana suara-suara yang tidak benar itu bisa hilang dari diri kita? Bukankah dia akan terus datang mempengaruhi hidup kita?
Maka tools yang pertama adalah train to listen to the word of God.
Di dalam perumpamaan Tuhan Yesus kita melihat begitu jelas, firman itu bisa datang dan disambut dengan gembira oleh orang. Tetapi si Jahat bisa datang merebutnya. Suara kekuatiran dan tipu daya dari dunia ini bisa merebut dan mencekik benih itu sehingga tidak bisa berbuah di dalam hidup kita. Dengan kata lain kita hidup di dalam dunia yang terlalu banyak suara-suara yang bisa menakutkan kita. Semua analisa ekonomi yang saudara baca dan dengar, saya percaya tidak ada satupun yang memberikan hal yang positf, bukan? Semua melihat dengan gloomy dan membuat kita takut dan kuatir. Kita tidak bisa mencegah dan tidak bisa mengabaikan suara-suara itu datang kepada kita. Lalu bagaimana kita bisa menghapus dan membuat suara-suara itu tidak melengket di dalam pikiran kita? Memang kita tidak mungkin bisa melepaskan diri dari begitu banyak suara-suara yang salah dan negatif di sekitar kita, tetapi itu akan menghilang ketika kita dengan tenang mendengarkan suara firman Tuhan. Saya ingin bertanya kepada saudara, berapa besar kerinduan saudara tahun ini menjadi tahun di mana saudara sungguh-sungguh mau mendengar dan membaca firman Tuhan? Khotbah bukanlah akhir dari firman Tuhan berbicara kepadamu. Khotbah justru menjadi awal di mana kita merenungkan dan memikirkan firman Tuhan itu sepanjang minggu. Bukan itu saja, setiap pagi atau pada malam hari, ketika kita mendengarkan dan merenungkan firman Tuhan, itu akan membersihkan semua suara-suara negatif yang ada di pikiranmu. Terus simpan kalimat-kalimat yang negatif, pikiran-pikiran yang tidak benar, hal-hal yang tidak baik, terus masuk di dalam pikiran kita, semua itu akan mencekik hatimu. Bagaimana itu semua bisa hilang kalau suara firman Tuhan yang benar tidak pernah kita dengar lebih banyak dan lebih sering?
Kepada Timotius dan Titus yang menghadapi jemaat yang berada di dalam kondisi seperti itu, kalian sendiri mungkin mengalami perasaan kecewa dan putus asa, kata Paulus. Tetapi terus beritakan, sampaikan firman yang benar, biar itu menjadi aliran air yang menyucikan hal-hal yang tidak benar di dalam hidup kita.
Saudara ingin bertumbuh, saudara perlu disiplin merenungkan firman Tuhan. Saudara perlu disiplin membaca firman Tuhan. Saudara perlu disiplin mendengarkan khotbah yang benar. Khotbah tidak boleh berhenti sampai di sini. Masukkan ke dalam hatimu, kita pulang dan merenungkan apa yang ingin Tuhan sampaikan yang akan mendatangkan satu perubahan bagimu. Kalau saudara terus menyimpan pikiran dan hal-hal yang negatif, percayalah kepada saya, pada malam hari saudara baca firman Tuhan, maka suara kebenaran firman Tuhan akan membersihkan pikiran negatif itu. Tetapi kalau saudara terus membiarkan pikiran itu mengganggu dan mengganjal hari demi hari, mungkin kita tidak mendengar perkataan firman yang benar lagi. Hari ini saya minta saudara dengan sangat dan sungguh, sama seperti Paulus meminta dengan sangat dan sungguh kepada Timotius, dalam keadaan baik ataupun tidak baik, suka ataupun tidak suka, siap ataupun tidak siap, ingin ataupun tidak ingin berkhotbah, engkau harus terus memberitakan kebenaran firman Tuhan. Sama dengan kita, kita mungkin tidak suka, kita enggan, hati lagi tidak enak, kita harus terus silently to listen to the word of God. Ada bapak bertengkar dengan isterinya dalam perjalanan ke gereja, akhirnya memilih tidak masuk kebaktian karena hati masih kesal. Ada isteri tidak mau ikut perjamuan kudus karena masih marah sama suaminya. Itu semua salah. Karena saudara dan saya tidak bisa mencegah ada hal-hal yang tidak baik terjadi. Saudara dan saya tidak bisa mencegah ada kemarahan yang timbul dalam hati kita. Saudara dan saya tidak bisa mencegah ada kekuatiran datang menghantui hatimu. Tetapi semua itu hanya bisa dihapus dan dihilangkan pada waktu saudara mendengar suara Tuhan dengan tulus dan penuh cinta mengangkat dan meneguhkan dan menumbuhkan hidup saudara. Firman itu akan memenuhi seluruh hati kita sehingga pelan-pelan hal-hal yang tidak baik, yang negatif dan salah itu pelan-pelan terhapus. Bagaimana meninggalkan hal-hal yang duniawi? Bagaimana meninggalkan kefasikan? Belajar dididik oleh Tuhan. Salah satu disiplin rohani yang saya inginkan bagi saudara tahun ini menjadi sungguh-sungguh di hadapan Tuhan dengar firman Tuhan.
Saudara menjadi guru sekolah minggu, saya harap jangan abaikan kebaktian. Berbakti baik-baik kalau tidak mengajar. Menjadi orang tua, mungkin bergiliran menjaga anak. Tetapi jangan mengabaikan untuk berbakti silently mendengar firman Tuhan. Dan bukan saja di sini, selesai kebaktian, saudara pulang, saya minta dengan sangat untuk saudara punya waktu di hadapan Tuhan belajar merenungkan firman Tuhan.
Yang kedua, kata Paulus, bukan saja dunia ini tidak netral dan saudara secara konstan mendengarkan suara-suara yang lain, suara-suara itu hanya bisa dihapus dengan derasnya firman Tuhan yang dahsyat membersihkan semua, tetapi juga karena firman Tuhan ini adalah firman yang mendatangkan kegunaan dan pembaruan kepada orang-orang yang mendengarkannya. Di satu pihak, itu berarti kepada setiap orang yang berkhotbah jangan pernah jadikan khotbah itu sekadar tugas saja, tetapi jadikan itu sebagai satu momen di mana Tuhan berbicara dan berkata-kata kepada orang-orang yang hadir pada hari ini. Sebab firman ini adalah firman yang merubah dan mentransformasi orang yang percaya. Pada waktu kita datang di hadapan Tuhan, mari kita datang dengan hati yang tulus dan mau menjadikan firman yang kita dengar menjadi firman yang mendatangkan kegunaan, perubahan dan pembaruan di dalam hidup kita.
Tools yang kedua, train to walk in the Spirit.
“Hiduplah oleh Roh maka pastilah kamu tidak hidup mengikuti keinginan daging” (Gal. 5:16). Ini adalah dualisme yang tidak mungkin terjadi bersamaan. Walk in the Spirit. Transformasi terjadi, pendidikan itu terjadi karena bukan saja kita belajar mendengar firman Tuhan dengan benar, tetapi kita hidup di dalam pembaharuan oleh Roh Kudus. Train to walk in the Spirit. Kita dididik supaya kita bisa meninggalkan kefasikan dan segala kejahatan dan nafsu dunia, walk in the Spirit maka kita tidak akan berjalan mengikuti nafsu kedagingan. Ini akan saya bahas lebih mendetail minggu depan.(kz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar