Kamis, 09 Juli 2009

CHANGE YOU CAN BELIEVE IN

oleh: Pdt. Effendi Susanto, S.Th.
Nats: Titus 1:11-13; 2:1-15
Di awal tahun ini kita ingin mencoba merefleksi kembali kepada tahun 2008, peristiwa sejarah apa yang menjadi momen yang paling penting di tahun yang sudah lewat ini? Paling tidak ada satu momen yang paling teratas dan tidak bisa kita lupakan yaitu pemilihan presiden orang hitam pertama USA, Barack Obama. Itu adalah momen sejarah yang tidak bisa dilupakan orang. Siapa yang pernah berpikir dan bermimpi ada presiden orang hitam terpilih di Amerika Serikat? “Change you can believe in” itu menjadi slogan dari Barack Obama, satu perubahan yang engkau pernah impikan bisa terjadi di dalam hidupmu. Hari ini saya ingin bicara akan hal itu:change you can believe in. Kenapa? Tahun sudah berubah dan berganti tetapi kita masih menjadi orang lama, itu merupakan suatu kesedihan yang luar biasa. Saya harap kita memasuki tahun yang baru dengan semangat yang baru, dengan hati dan perubahan yang baru. Kita perlu mengalami perubahan di dalam hidup ini. Kalau kita tidak berubah kita akan ditelan oleh zaman, sebab orang-orang di sekitar kita, zaman di mana kita hidup juga mengalami perubahan. Jangan biarkan stereotype masa lampau terus mengikat hidup saudara.
Itu kalimat yang dikeluarkan oleh Paulus. Ada prophet, salah seorang bijaksana dari mereka sendiri, bukan orang lain yang ngomong, melihat hidup orang-orang Kreta mengatakan, “Dasar, orang-orang ini memang tidak bisa berubah. Orang-orang Kreta adalah orang pemalas, pembohong, berotak kosong!” Paulus mengeluarkan kalimat ini kepada orang Kristen yang ada di Kreta, “Ini adalah stereotype yang jangan sampai terbukti benar adanya di dalam realitas kenyataan kepada dirimu sebagai orang Kristen. Jangan sampai engkau sebagai orang Kristen Kreta pun sama-sama pemalas, pembohong dan berotak kosong. Nothing changedi dalam hidupmu.” Ini adalah kalimat yang luar biasa.
Saya percaya kita hidup di dalam dunia yang penuh denganstereotype seperti ini. Melihat orang berkulit ini, berasal dari ras itu, maka dia pasti akan melakukan tindakan seperti itu. Siapa yang bisa percaya Barack Obama terpilih menjadi presiden? Apakah dia dipilih karena dia orang berkulit hitamkah? Atau karena ada kualitas yang lain di dalam dirinya sehingga orang lupa dia berkulit hitam? Dia dipilih karena dia hitam ataukah dia dipilih karena orang lupa dia hitam? Saya percaya jawabannya adalah yang kedua, karena dia merubah dan mentransformasi stereotype orang mengenai orang hitam, sampai akhirnya orang lupa dia orang hitam. Sehingga orang putih pun memilih dia, orang yang lain pun memilih dia oleh sebab stereotype orang hitam yang mungkin bukan orangeducated, yang tidak mempunyai pikiran sehat, yang tidak mungkin bisa duduk menjadi presiden di Amerika. Kenapa ini sampai menjadi momen sejarah? Presiden Mugabe pasti marah-marah, “...begitu saja jadi sejarah… presiden hitam banyak di Afrika!”
Mari kita belajar mengalami perubahan yang harus melewati stereotype yang mungkin ada pada dirimu. Sering kali akhirnya kita sudah punya asumsi, kita memang tidak bisa berubah, sama saja seperti tahun-tahun yang lalu. Itu berarti kita sudah hidup di dalam stereotype yang sama. Paulus tidak ingin hal itu terjadi. Memang nabi mereka bilang, dan tragisnya memang kalimat itu benar adanya. TETAPI, engkau adalah orang Kristen. You can change, you can be transformed and you can become someone beyond your stereotype of Cretans, you are a Christian. Ini adalah kalimat Paulus yang indah sekali. Jangan biarkan kamu menjadi orang Kristen di satu tempat di mana orang sudah menganggap tidak mungkin ada orang baik dari daerah asalmu. Paulus tegas sekali bicara, orang Kreta orang yang tidak bisa dipercaya, mereka adalah orang-orang yang pemalas, yang tidak bisa dan tidak mungkin memiliki masa depan dan pengharapan. Bagaimana kita belajar menjadi orang yang mengalami transformasi dan perubahan?
Di dalam bukunya John C. Maxwell memperlihatkan beberapa ciri dari seorang yang gagal. Salah satu ciri yang paling utama adalah orang itu tidak mau mengalami perubahan. Perubahan itu memang tidak gampang dan tidak mengenakkan. Kalau saudara memasuki tahun 2009, saudara tidak memiliki spirit yang lebih besar daripada tahun lalu, saudara tidak mempunyai optimisme yang lebih tinggi daripada tahun lalu, saudara tidak mempunyai hati yang lebih cinta dan lebih besar kepada Tuhan daripada tahun lalu, itu berarti saudara mempunyai jiwa yang reluctant untuk mengalami satu perubahan. Jangan biarkan stereotype itu terus menjadi nasib di dalam hidup kita. Pada waktu orang sudah menentukanstereotype itu kepada diri kita dan kita sendiri mengambil itu sebagai excuses bagi kegagalan kita, ‘memang personality saya begitu… memang warna kulit saya sudah begitu… memang demikian saya adanya.’ Itu asumsi yang tidak boleh ada di dalam diri kita.
Paulus menyebut dua kali “because” muncul menjadi dasar kita harus berubah. Titus 2:1, “Tetapi kamu tidak demikian…” kata Paulus. Biarpun realitas hidup orang-orang Kreta terbukti benar seperti stereotype mereka, tetapi kamu orang Kristen Kreta tidak boleh seperti itu. Kekristenan merubah stereotype personalitas saudara. Buktikan Kekristenan merubah warna kulit saudara. Buktikan iman kepada Tuhan merubah pengalaman dan konsep masa lampau hidup saudara. Itu yang Paulus katakan kepada jemaat di Kreta.
Mengapa kita tidak ingin mengalami perubahan? Apa yang menjadi halangan dan penggajal di dalam hidup kita?
Perhatikan konteks dari surat Titus ini memperlihatkan kepada kita jiwa dan filosifi orang Kreta sama seperti orang Yahudi. Nabi mereka sendiri sudah menyebutkan stereotype orang Kreta yang pembohong, pemalas, dan berotak kosong. Lalu di ayat 14 Paulus bicara mengenai orang Yahudi yang nampaknya hidup suci di tengah-tengah mereka, banyak orang Kristen merasa itulah gaya hidup yang harus diikuti. tetapi Paulus bilang mereka hanya hidup suci di luar padahal di dalamnya bobrok. kenapa Paulus memakai dua konteks ini? Orang mengatakan, “Dasar orang Kreta, tidak ada bedanya jadi Kristen atau tidak jadi Kristen, tetap seperti itu…” Paulus mengatakan saudara tidak akan jadi seperti itu dan tenggelam di dalam kehidupan yang sama, perubahan hanya bisa terjadi asal saudara belajar untuk silent, yaitu jangan mengikuti prinsip hidup rohani orang Yahudi yang ingin suci, tetapi kesucian hidup mereka adalah satu kesucian yang melawan hidup, yaitu dengan separasi, tidak mau menyentuh yang lain, lalu dengan begitu merasa diri lebih suci. Kita bukan hidup menjadi orang Kristen rohani yang pergi ke gunung lalu menganggap semua yang di dunia ini sampah adanya. Kita tidak dipanggil untuk hidup seperti itu. Kita dipanggil untuk masuk kehidupan yang kotor sekalipun namun tetap bisa menjadi orang yang suci. Maka Paulus meminta jangan kita hidup dengan suara-suara bernada negatif di dalam hidup ini. Don’t let the negative mindset control your life.
Mari kita lihat Mazmur 119:67 lalu kita compare dengan ayat 71. “Sebelum aku tertindas, aku menyimpang…” Ayat 71 “Bahwa aku tertindas, itu baik bagiku, supaya dari situ aku belajar menghargai firman-Mu ya Allah.” Kalau disuruh memilih antara “went astray” atau “afflicted” antara bad or worse, kita mungkin tidak mau pilih dua-duanya. Tetapi buat pemazmur kalaupun dia harus memilih, maka dia akan memilih “afflicted” dan dia akan terima hal itu dengan sukacita. Saya pilih bankrut, saya pilih mengalami kesulitan, karena dari situ saya mengerti indah, bernilai dan berharganya hidup lebih dekat dengan Tuhan. Tuhan pakai tongkat-Nya menarik domba yang sudah lari, walaupun sakit di leher itu baik bagiku karena itu membawaku lebih dekat kepada-Nya. Bagaimana bisa melihat yang bad lebih bagus daripada worse dan masih melihatnya dengan sukacita, itu bergantung dari bagaimana kacamata kita melihatnya, bukan? Tetapi kalau kacamatanya sudah salah, apa pun yang dipilih tetap tidak memuaskan kita. Berhenti dengan sikap spiritual negatif seperti itu.
Bagaimana stereotype orang Kreta yang pembohong, pemalas, berotak kosong, itu tiga kata yang tidak ada baiknya, tetapi sebagai orang Kristen kita sudah menjadi anak Tuhan. Bagaimana bisa merubah gaya hidup yang tidak suci menjadi suci? Bagaimana bisa merubah seorang pembohong menjadi seorang yang punya integritas berkata-kata dengan benar? Bagaimana bisa merubah seorang pemalas menjadi seorang yang rajin? Bagaimana bisa merubah orang yang hanya mementingkan diri sendiri menjadi seorang yang bermurah hati dan generous? How can that be? Pertama, jangan menjadi orang yang negatif terhadap hidup.
Film “Yesman” intinya mengajarkan posibilitas apa yang bisa terjadi di dalam hidupmu jika engkau always say ‘yes’ mengenai segala hal. Ini satu tawaran yang luar biasa indah karena sesungguhnya banyak orang hidup seperti Jim Carey, yaitu hidup yang cranky terhadap hidup ini. Hidup yang bersifat negatif, yang memisahkan diri dari hidup ini. Paulus bilang nampaknya seolah itu hidup yang rohani, tetapi itu adalah hidup yang membuatmu benci terhadap hidup. Orang yang memiliki rohani seperti itu tidak mau berhubungan dengan orang lain, menganggap orang lain lebih jelek daripada dia. Ditawari kesempatan, menolak. Ditawari kesenangan, curiga. Diberi kemungkinan naik gaji, takut. Kalau kita punya anggapan seperti itu, maka seumur hidup kita akan penuh dengan prasangka negatif, menganggap orang lebih jelek, orang tidak rohani, dsb. Orang yang seperti itu adalah orang yang paranoid, yang melihat hidup ini melawan dia sehingga dia akan terus-menerus hidup melawan hidup ini. Akhirnya setiap kesempatan yang datang kepadanya dihadapi dengan curiga. Orang seperti ini selalu merasa hidupnya akan menjadi jauh lebih baik kalau situasi di luar memperlakukan dia dengan baik, orang yang selalu merasa dia akan menjadi lebih baik kalau orang baik kepada dia. Jangan menjadi orang Kristen seperti itu. Nikmati the blessing of life yang memang Tuhan berikan untuk kita nikmati. Belajar hidup mendengar suara dan kalimat yang indah, yang meng-encourage kita untuk mencintai dan menghargai hidup ini.
Kedua, maka Paulus membawa kembali esensi yang penting ketika saudara menjadi seorang Kristen, memberikan prinsip yang sama, baik kepada para kakek, para nenek tua, kaum muda-mudi dan para budak, hidup seperti apa yang sangat akurat dia tuliskan. Kepada orang tua laki-laki, orang tua perempuan dan wanita muda, hendaklah punya self control dan bisa menguasai diri dengan benar. Paulus sadar berarti ini bukan hal yang gampang. Mungkin dari sini kita bisa punya gambaran orang Kreta itu adalah orang yang emosional dan gampang tersinggung, gampang ngamuk, gampang ribut, gampang marah. Itu tidak gampang bisa terjadi pada mereka yang pada dasarnya sudah seperti itu. Bisakah perubahan itu terjadi? You menjadi orang Kreta yang mengeluarkan kata-kata yang benar. Menjadi orang Kreta tetapi penuh dengan kalimat-kalimat yang memiliki isi. Menjadi orang Kreta you bekerja dengan giat dan keras. Itu bisa terjadi. Bagaimana caranya? Karena di ayat 11 Paulus mengatakan, kasih karunia Allah yang sudah menebus dan menyucikan kita sudah nyata. Semua theolog Reformed mengatakan lahir baru dan penebusan Kristus mendatangkan transformasi dan perubahan hidup yang sungguh-sungguh pada diri orang percaya. Itu sebab saya selalu percaya, pada waktu seseorang mengalami pertobatan, maka akan terjadi perubahan di dalam hidupnya, seperti yang Paulus nyatakan di dalam 2 Korintus 7:11 yaitu perubahan di dalam pikirannya, perubahan di dalam hatinya yang guilty, tidak mau lagi hidup seperti dulu, terjadi hati yang takut berbuat kesalahan kepada Tuhan, memiliki hati yang rindu untuk bersekutu dengan Tuhan. Dengan sendirinya dia akan rajin membaca Alkitab, rajin berdoa, dengan sendirinya dia akan giat dan mau melayani Tuhan, dengan sendirinya dia akan menjadi orang yang sedih untuk membayar kembali orang yang pernah dia rugikan waktu dia masih berdosa. Beberapa aspek ini memperlihatkan perubahan yang terjadi pada diri orang yang percaya Tuhan.
Martin Luther, Bapa Reformator memberikan bukti yang sederhana dan simple bagaimana dia tahu seseorang itu sudah mengalami transformasi dalam hidupnya dalam 3 aspek ini: transformasi itu akan merubah pikirannya, merubah hatinya, dan merubah dompetnya. Maksudnya orang itu adalah orang yang tidak lagi mengutamakan dirinya sendiri.
Anugerah Allah bisa memberikan perubahan di dalam hidup saudara. Itu sebab saya bersyukur dan terharu mendengar kesaksian-kesaksian saudara bagaimana transformasi terjadi di dalam dirimu. Orang yang tadinya mengalami kesulitan, tetapi Tuhan memberikan kekuatan untuk dia bisa melewatinya. Itu adalah suatu transformasi yang indah, meskipun orang itu tidak langsung sekaligus menjadi lebih hebat. Tetapi ada bukti growing yang melewati fase, di mana dia mengalami perubahan. You bisa kecewa kepada Tuhan, tetapi sesudahnya engkau bisa maju mencintai Tuhan lebih daripada itu. Ada masanya terik matahari mungkin menyebabkan pohon itu tidak menghasilkan buah, tetapi ada masanya nanti pohon itu akan menghasilkan buah, sebab dia memiliki akar. Growing tidak berarti kita akan perfect sempurna tanpa ada cacat cela dan kelemahan di masa-masa yang lampau. Tetapi growing berarti kelemahan itu makin lama makin terkikis tinggal sedikit.
Karena karunia Allah, penebusan Kristus sudah memberikan perubahan kepada hidup saudara, maka kita mesti maju terus. Itu kalimat Paulus di dalam surat Filipi, apa yang dahulu menjadi kegagalan sudah saya tinggalkan di belakang. mataku tertuju ke depan dan kakiku terus berjalan menuju ke sana. Tidak berarti aku sudah sempurna, tetapi aku terus berusaha mengejarnya (Flp. 3:12-13). Ada kuasa transformasi penebusan Tuhan kita Yesus Kristus di atas kayu salib. Itu adalah kekuatan yang memberikan kepada kita pengharapan mengenai janji yang pasti. Pada waktu kita mengalami kesulitan, kegagalan, kekecewaan, jangan pernah melupakan mata kita untuk mengarah kembali kepada salib Tuhan Yesus. Segala sesuatu yang terjadi di situ hanya ingin menoreh satu tulisan yang penting di dalam hatimu: engkau adalah orang yang dicintai dan dikasihi oleh Tuhan. Jangan pernah tidak menghargai dan mencintai hidupmu. Kita bisa gagal, kita bisa jatuh, kita bisa kecewa, kita bisa mengalami kesulitan di tahun yang lalu, namun itu tidak memberhentikan kita terus berjalan.
Paulus menyadari bagaimana transformasi itu melewati satu proses yang tidak gampang, karena di ayat 12 dia memakai satu kata yang penting yaitu “disiplin.” Tuhan mendisiplin kita, Tuhan mendidik kita. Dengan kata itu berarti Paulus melihat proses terjadi sebab Tuhan sudah memberi hati yang baru di dalam hidupmu. Saya tidak akan pernah meragukan kesungguhan dan cinta orang kepada Tuhan kalauTuhan sudah memberi hati yang baru kepada dia. Yang ada adalah dia belajar dari kesalahan, dia bertumbuh di situ, dari kesuksesan dia belajar menjadi orang yang rendah hati. Maka Paulus bilang kita perlu disiplin, kita perlu dididik, kita perlu terus mengalami proses itu.
Ketiga, you harus memiliki satu hati yang punya komitmen yang sungguh. Komitmen itu merupakan aspek yang penting sekali. Memang kita belum maju, kita belum mencapai dankita belum mendapatkannya, tetapi sudah ada satu komitmen, itu merupakan hal yang penting sekali. Goethe mengeluarkan satu kalimat yang baik sekali, pada waktu seseorang memiliki kekurangan di dalam komitmen, ada sedikit keengganan. Kalau ada ruang keengganan, berarti ada ruang untuk step back. Lemah komitmen membikin ruang keengganan, ruang keengganan membuat ruang untuk mundur. Itu sebab saudara perlu belajar untuk strong memiliki komitmen untuk terus berjalan maju. Kalau saudara sudah siap-siap untuk step back berarti seumur hidupmu engkau tidak pernah efektif menjalaninya. Maka hidup yang tidak efektif bukan karena kurangskill, bukan karena kurang pintar, bukan karena kurang hebat, dan bukan karena tidak punya kesempatan, tetapi karena lack of commitment.
Belajar untuk mencoba, dididik, disiplin, berjalan terus, itu kalimat yang dipakai oleh Paulus. Maka change akan terjadi sebab engkau memiliki komitmen untuk mengarahkan hati dan hidup untuk berjalan maju dan lebih bertumbuh. Biar kita rela didisiplin untuk bisa lebih maju, kita rela menerima pembentukan itu dan menyadari kata proses pendidikan itu berarti sesuatu yang terjadi bukan secara gampang. Kita pikir hidup itu bisa gampang disulap dan di-magic, padahal kita tidak pernah menyadari yang main sulap pun perlu latihan berjam-jam. Keempat, kata Paulus, engkau perlu hope, menantikan pengharapan. Change sometimes happens in the future, that’s why you need hope. Martin Luther King Jr. hanya bisa bermimpi, “I have a dream, one my sons and daughters be judged not by the color of their skin but by the quality of their lives.” Akhirnya setelah lebih dari 40 tahun mimpi itu lewat perubahan terjadi sebab ada orang yang percaya akan hal itu dan ada orang yang persistent akan hal itu terjadi. Sekali lagi bukan karena dia berklit hitam, tetapi karena ada hal-hal yang dia kerjakan melampauistereotype itu. You boleh menjadi orang Kreta, tetapi ada hal-hal di dalam hidupmu yang membuat engkau melampaui pemikiran orang yang merendahkanmu sebagai orang Kreta. Perubahan terjadi sebab kita memiliki pengharapan. Pengharapan merupakan bensin yang menggerakkan mesin kehidupan kita. Tetapi pada waktu seseorang sudah kehilangan pengharapan itu di dalam dirinya, boleh kita katakan hidup orang itu sudah hilang. Pengharapan itu berarti kita percaya kita bisa berubah, hidup kita bisa berubah. Pengharapan memang selalu di depan, pengharapan itu memang tidak bisa kita lihat. Tetapi orang yang memiliki pengharapan ke depan, walaupun itu tidak kelihatan, dia bisa mendapatkannya melalui hidupnya yang joyful dan penuh dengan gratitude. Hidup kita penuh dengan syukur, hidup kita penuh dengan sukacita di masa sekarang. Kita akan memasuki satu tahun yang mungkin sulit, tetapi biar kita belajar bertahan dan bersabar melewati kesulitan itu, dan engkau akan memiliki pengharapan menjalani tahun yang baru dengan hidup joyful dan gratitude di hadapan Tuhan. (kz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar